SALING JAGA SALING SADAR DI TENGAH NEW NORMAL


SALING JAGA SALING SADAR DI TENGAH NEW NORMAL
Oleh: Delfiani Safira*

Adimas Putra Gunawan, anak semata wayang dari Ibu Ine dan Bapak Gunawan. Seperti biasa, setelah selesai belajar daring, Adimas asik bermain di kamar bersama sekeranjang mainannya. Ya, ini semua gara-gara virus corona yang semakin meluas. Sehingga kita semua dihimbau agar tak keluar rumah. Sementara itu, Pak Gunawan sudah beberapa minggu tak bekerja, karena terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh tempat dimana ia bekerja. Bu Ine punya toko kecil-kecilan di rumah. Kini, toko inilah yang menjadi harapan mereka untuk tetap mendapatkan rupiah dan bisa menyambung hidup di tengah pandemi. Karena Adimas anak tunggal, ia terbiasa dimanja oleh orang tuanya. Sudah lama ia ingin dibelikan handphone baru seperti teman-temannya, supaya bisa main game yang sekarang sedang booming. Tetapi kondisi sedang prihatin seperti sekarang ini. Pak Gunawan tak punya penghasilan, tokonya Bu Ine juga sedang sepi pembeli karena tetangga-tetangganya juga banyak yang terkena PHK dari tempat kerjanya.
“Dimas pengen handphone baru, Yah. Biar bisa main game sama temen-temen.” Ujar Adimas kepada ayahnya meminta hp baru.
“Nak, sekarang kan lagi masa pandemi, banyak orang-orang yang PHK dari pekerjaannya, termasuk ayahmu juga. Jadi ayah nggak ada penghasilan. Beli hp nya ditunda dulu ya.” Jawab ayah Adimas dengan nada sedih.
“Iya, Nak. Toko ibu juga sedang sepi pembeli. Jadi penghasilannya Cuma cukup buat kita makan sehari-hari. Itupun sudah sangat bersyukur kita masih bisa makan.” Sahut Bu Ine menenangkan
“Kan kemarin dapat bantuan BLT dari pemerintah. Trus ditambah uang hasil jualan. Masak nggak cukup.” Adimas tetap bersikuku kepada ayahnya lalu masuk ke kamar.
“Tuh kan, ayah terbiasa memanjakan dia, jadi dia suka membantah.” Ujar Bu Ine kepada Pak Gunawan.
Kemudian Bu Ine mengantar makanan ke kamar Adimas dan meminta maaf karena belum bisa membelikan hp baru. Akhirnya Adimas memaafkan ibunya. Bukankah Allah telah berfirman untuk saling memaafkan sesama muslim. Dalam Q.S. Al-Hijr ayat 85;
 وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ ۗ وَإِنَّ السَّاعَةَ لَآتِيَةٌ ۖ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ
Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.
 “Adimas kenapa? Marah ya? Maafkan ayah dan ibu belum bisa menuruti keinginanmu.” Tanya Bu Ine sambil meminta maaf.
“Iya, Bu. Nggak papa. Tapi aku pengen banget hp baru kayak temen-temen.”
“Ibu tahu bagaimana perasaanmu. Tapi sabar dulu ya, Nak.”
Tidak lama lagi, istilah New Normal yang telah diumumkan oleh pemerintah akan diterapkan. Perekonomian kembali diaktifkan. Termasuk pembukaan kembali pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan yang telah lama di tutup. Orang-orang yang sudah lama tak punya penghasilan, kini mulai kembali mencari pekerjaan, pun dengan Pak Gunawan. Kabarnya, ada sebuah Pabrik Kulit Lumpia di desa sebelah yang sudah dibuka. Pak Gunawan mencoba untuk melamar pekerjaan di pabrik tersebut. Karena itu adalah pabrik kecil dan diutamakan bagi orang yang tinggal di daerah tersebut, akhirnya Pak Gunawan pun diterima dari sekian banyak pelamar.
“Jadi begini bapak-bapak. Mulai besok lusa pemerintah akan membuka kembali perekonomian. Dengan syarat harus tetap mematuhi protokol pemerintah. Menggunakan masker saat keluar rumah dan sering mencuci tangan di sela-sela waktu bekerja.” Ujar HRD pabrik kepada para calon pekerja.
“Baik, Pak. Terimakasih atas kesempatan dan pengarahanya.” Jawab para calon pekerja termasuk Pak Gunawan.
Pak Gunawan pulang dengan membawa kabar gembira dan mata yang sedikit berkaca-kaca. Biasanya, ketika Pak Gunawan pulang dari manapun, Adimas dan ibu langsung bersalaman. Tapi kali ini berbeda, mereka tak langsung mencium tangan karena, jika setelah keluar rumah harus bersih-bersih badan terlebih dahulu. Dengan mencermati firman Allah SWT dalam Q.S. Maryam ayat 13; وَحَنَانًا مِنْ لَدُنَّا وَزَكَاةً ۖ وَكَانَ تَقِيًّا
Dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa. Dengan menjaga kebersihan kita dapat menjaga kesehatan diri agar terhindar dari penyakit.
“Assalamualaikum, Ibu, Adimas. Ayah punya kabar gembira hari ini. Alhamdulillah ayah diterima di pabrik. Dan lusa sudah bisa bekerja.”
“Serius, Ayah? Yeay.. jadi aku mau dibeliin hp baru dong.” Sahut Adimas
“Nak. Ini kan baru pertama ayah bekerja setelah masa pandemi. Jangan langsung minta yang aneh-aneh ya, uangnya buat makan sehari-hari aja. Harusnya kita bersyukur sekali, ayah sudah bisa kerja. Diluar sana banyak yang belum dapat kerja meskipun sudah New Normal.” Bu Ine menasehati Adimas.
Adimas langsung masuk ke kamar tanpa berkata apapun ketika ibu menasehati. Pak Gunawan dan Bu Ine melanjutkan perbincangan. Mereka membahas tentang dokter yang biasanya mereka periksa disana, kabarnya terpapar virus Covid 19.
“Kok bisa ya, Yah. Padahal kan dokter.” Tanya Bu Ine
“Justru dokter resikonya dua kali lebih besar, Bu. Karna kontak langsung dengan pasien yang ia tangani.”
“Pokoknya pas ayah keluar rumah untuk kerja, harus tetap pakai masker, bawa handsanitizer. Dan pas kerja sering-sering cuci tangan atau pakai sanitasi.”
Hari ini Pak Gunawan sudah mulai bekerja. Tak lupa ibu membuatkan sarapan untuknya. Pun menyiapkan masker dan handsanitizer. Sementara Adimas, terlihat masih nyaman dengan kasur empuknya karena sekolah sedang libur. Setelah Pak Gunawan berangkat, ibu menghampiri Adimas ke kamar dan menasehatinya. Adimas pun mematuhi perkataan ibunya. Sebagaimana perintah Allah untuk berbakti kepada orang tua;
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Q.S. Al-Isra’:23).
“Ayo bangun, Nak. Sudah pagi. Ayah sudah berangkat kerja lo. Ayo bantu-bantu ibu.”
“Ha? Kok aku nggak tahu kapan berangkatnya.” Sahut Adimas sambil berusaha bangun dari tempat tidurnya.
“Adimas, dengarkan ibu. Kamu sudah besar. Kamu adalah anak laki-laki. Meskipun kamu anak tunggal, ibu dan ayah nggak akan terus-terusan memanjamu. Ingat nak, kelak saat kamu sudah berumah tangga, kamu akan menjadi tulang punggug keluarga. Contohla kerja keras ayahmu, Nak.” Nasehat Bu Ine kepada Adimas.
“Baik, Bu. Maafkan jika selama ini Adimas selalu ngeyel minta ini itu. Padahal sekarang kondisinya sedang seperti ini.”
“Iya, Nak. Sudah ibu maafkan bahkan sebelum kamu minta maaf. Yaudah ayo bantu ibu masak di dapur. Hari ini menunya spesial, kesukaanmu dan ayahmu.”
Makanan sudah tertata rapi di meja makan. Terlihat Pak Gunawan sudah pulang kerja. Dan, setelah membersihkan badan, Pak Gunawan langsung menuju ruang makan yang telah dinanti oleh Adimas dan ibu. Mereka menikmati makanan dengan penuh rasa syukur, kasih sayang, dan canda tawa. Kini Adimas tidak lagi memaksa untuk dibelikan hp baru atau minta apa-apa semaunya. Ia selalu mematuhi nasehat orang tua nya, dan mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, terlebih di masa pandemi ini. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. Ibrahim ayat 7;
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".


*Anggota UPTQ 2019 

Komentar

  1. Sempat hampir menjadi anak durhaka adimas kembali bertaubat. Keren ceritanya uwuwu. Tapi mungkin perlu kejelasan waktu seperti hari.. Dicerita samean aku radak bingung tiba² ada hari ini, terus besok serasa ga jelas gitu kapan? Mungkin itu saja ceritamu keren del. Naise!!

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer